Jakarta – Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis temuan terkait tingkat kepercayaan publik terhadap dugaan pemalsuan ijazah oleh Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi). Dalam survei tersebut, mayoritas responden menyatakan tidak percaya bahwa Presiden Jokowi memalsukan ijazahnya.
Survei dilakukan dengan metode wawancara telepon terhadap 1.286 responden, menggunakan teknik double sampling, margin of error 2,8 persen, dan tingkat kepercayaan sebesar 93 persen.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, menyampaikan bahwa kasus ini mendapat perhatian publik yang cukup besar. Sekitar 75,9 persen responden mengaku mengetahui isu dugaan ijazah palsu tersebut. “Artinya, 8 dari 10 orang Indonesia tahu soal isu ini, sebuah angka yang cukup tinggi untuk kasus hukum,” jelasnya, Selasa (27/5/2025).
Ketika ditanya apakah mereka percaya Jokowi memalsukan ijazah, 66,9 persen dari seluruh responden menyatakan tidak percaya. Untuk kelompok yang mengetahui kasus ini, angkanya lebih tinggi, yakni 69,9 persen.
Namun demikian, ada sekitar 19 persen yang percaya Jokowi benar-benar memalsukan ijazah, terdiri dari 14,3 persen yang “percaya” dan 4,8 persen yang “sangat percaya”.
Hasil Rinci Survei:
Kepercayaan Terhadap Dugaan Pemalsuan Ijazah Jokowi
| Kategori | Semua Responden | Yang Tahu Kasus |
|---|---|---|
| Sangat Percaya | 4,8% | 5,0% |
| Percaya | 14,3% | 13,7% |
| Kurang Percaya | 23,8% | 24,7% |
| Tidak Percaya Sama Sekali | 43,1% | 45,0% |
| Tidak Tahu/Tidak Jawab (TT/TJ) | 14,1% | 11,6% |
Survei ini juga mengelompokkan responden berdasarkan preferensi politik. Menariknya, 78,8 persen pemilih dari Partai Gerindra tidak percaya bahwa Jokowi memalsukan ijazah. Sementara itu, dari basis pemilih PDIP—partai yang pernah menjadi kendaraan politik Jokowi—sekitar 25,6 persen justru percaya bahwa ia memalsukan dokumen tersebut.
